Langsung ke konten utama

Purbalingga, Bengkelnya Manusia Purba di Indonesia

Purbalingga, Bengkelnya Manusia Purba di Indonesia









Siang itu saya lagi ngobrol dengan pak waluyo, guru bahasa jawa di sekolah kami, Beliau sedang asyik membaca LKS yang saya lihat sedang membaca tentang manusia purba pertama di Indonesia ya di Purbalingga kota kami tercinta. 

Beneran neh ? terus saya minta izin untuk membacanya, wah benar bahwa daerah Purbalingga dulunya memang tempat bengkelnya manusia purba di purbalingga. terus sy browsing di internet. 

Ya, menurut arkeolog Prof Truman Simanjuntak memeng Purbalingga dulunya merupakan cekungan besar tempat dibuatnya peralatan purba hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat-alat manusia purba di daerah sepanjang aliran sungai Klawing dan sekitarnya, bahkan ada batu pocong hi hi hi. apa ada hubungannya nama Purbalingga dengan manusia purba sendiri?

Arkeolog Prof. DR. Hary Truman Simanjuntak mengatakan, sekitar 3.500 tahun yang lalu atau sekitar 1490 Sebelum Masehi, Purbalingga sudah menjadi sentra industri zaman purba. Hal itu dikuatkan dengan begitu banyaknya penemuan gelang, beliung, dan tembikar yang terbuat dari batu. Memasuki zaman logam, penduduk Purbalingga masa itu 
Meskipun banyak sekali artefak dan benda purbakala tetapi tidak ditemukan fosil manusia purba di Purbalingga. Pendapat para peneliti, lapisan sedimen tanah di Purbalingga terlalu asam, sehingga mampu menghancurkan segala fosil organik baik itu manusia maupun hewan. Saat memasuki zaman logam, kata dia, penduduk Purbalingga masa itu juga sudah melakukan imitasi seperti membuat bajak dari batu yang terinspirasi bajak dari logam

Luar biasa ya teknologi penutur Austronesia yang menjadi penduduk Purbalingga jaman itu.  Kekhawatirkan penemuan-penemuan itu dijual atau dibawa ke luar negeri. Indonesia akan kehilangan banyak kekayaan sejarah dan semakin sulit untuk mengungkap misteri dibalik penemuan-penemuan itu,” tuturnya.

Purbalingga, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia, merupakan wilayah hunian pertama manusia ras Austronesia. Berdasarkan hasil temuan artefak oleh ahli arkeologi. Sejak 1981 oleh para arkeolog, menuturkan bahwa Purbalingga yang merupakan salah satu cekungan Banyumas, diduga pernah menjadi tempat tinggal manusia tertua di Indonesia. Usianya sekitar 3.570 tahun yang lalu, mereka sudah mendiami daerah itu, yakni di sepanjang daerah aliran sungai.

Hasil temuan Hary Truman, selama penelitan di antaranya, 22 situs bengkel batu prasejarah, 21 punden berundak, 8 menhir, dan 42.000 peralatan batu lainnya. Selain banyak ditemukan bukti peninggalan megalitikum, di Purbalingga juga banyak ditemukan peninggalan zaman neolitikum dan protosejarah.

Truman bahkan berani menyimpulkan, jika dulunya Purbalingga pernah menjadi bengkel industri purba. Hal ini didasarkan pada berbagai penemuan purbakala seperti gelang, sisir batu, beliung, dan lainnya. Bukti tersebut juga mengarah bahwa bengkel industri purba bukan hanya untuk kebutuhan sendiri namun sudah dijual ke luar daerah.


Masyarakat di sekitar situs purbakala harus dilibatkan dalam pelestarian sejarah
benda-benda arkeologi tersebut sudah banyak yang rusak dan hilang. 
Kalau hal ini dibiarkan, dikhawatirkan Purbalingga tidak punya warisan sejarah. Padahal, Purbalingga mempunyai beragam peninggalan sejarah mulai dari zaman megalitikum hingga proto sejarah.


TEMUAN MEGALITIK DI  PURBALINGGA         
Adapun tinggalan Megalitik yang ada di Kabupaten Purbalingga, tersebar di berbagai kecamatan, antara lain:
  1. 1.      Kecamatan Kemangkon 
Situs megalitik di temukan di Dusun Sukasada, Desa KedungBenda, Pada koordinat 109o20’30”BT, 07o28’27”LS. Situs ini berada di lingkungan penduduk. Temuannya berupa palus dari batu andesit yang berbentuk lonjong yang pada salah satu ujungnya di pahat menyerupai bentuk alat kelamin laki-laki. Panjang keseluruhan 85cm, Lebar30cm dan 22cm. selain itu, dilokasi tersebut juga terdapat lingga dan yoni yang berada satu konteks dengan temuan palus. 
  1. 2.      Kecamatan Bobotsari 
Di Dusun Pamujan terdapat temuan megalitik di tiga lokasi yang saling berdekatan yaitu berupa menhir dan struktur batu. Lokasinya berada di titik koordinat 07o17’02”LS dan 109o22’12”BT dengan ketinggian 250m diatas permukaan air laut. Temuan megalitik pada lokasi pertama terdiri dari dua buah menhir yang didirikan sangat berdekatan. Kondisi kedua menhir itu miring kearah utara ( Roboh ) dengan kemiringan 5⁰.
Pada lokasi kedua, di temukan struktur batu adesit yang saat ini tidak dapat di amati lagi bentuk utuhnya karena sebagian besar tertutup oleh bangunan rumah Penduduk. Batu – batu tersebut di tata rapi sehingga menyerupai garis lurus sepanjang 50m yang berada tepat segaris di arah selatan dari lokasi menhir.
Pada lokasi ke tiga, ditemukan dua buah menhir yang kondisi mirip sekali dengan menhir yang ditemukan pada lokasi pertama. Letakmenhir ini sejajar dengan menhir di lokasi pertama, yaitu di sebelah timur pada jarak ±50m.
Di dusun Glempang yang terletak pada koordinat 07o16’56”LS – 109o20’66”BT, di temukan sebuah dolmen menyerupai mejayang terbuat dari batu andesit yang disangga dua buah bongkahan kayu. Dolmen tersebut berada di tepi sungai Longkrang di sebelah kebun kopi yang terletak membujur arah utara – selatan. Di bawah meja batu terdapat piring dari bahan tembikar yang berfungsi sebagai wadah sisa pembakaran dupa yang telah menggunung. 
  1. 3.      Kecamatan Karanganyar 
Situs megalitik di temukan di dusun Batur, desa Krangen yang terletak pada titik 07o15’35”LS,109o24’47”BT. Temuan itu berupa situs kubur terbuat dari batuan andesit yang ditandai oleh dua buah batu tegak yang didirikan dengan orientasi utara – selatan. Tanda kubur tersebut di batasi oleh tatanan batu yang tersusun persegi dan berunduk, dimana kubur ini terletak pada undakan paling belakang. Kondisi tatanan batu berundak tersebut tertutup semak belukar yang sangat lebat. Sampai saat ini kubur  tersebut masih di keramatkan dan masih di kunjungi secara intensif oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya sesaji dan dupa yang menggunung selain kubur batu di lokasi yang sama juga ditemukan struktur batu andesit setinggi 50cm yang membujur dari barat ke timur. Kondisi sebagian besar tertutup tanah dan semak belukar. Temuan ini menyerupai sebuah talud yang berfungsi sebagai batas undakan dari bangunan berundak. Di dusun kepyar, desa krangean yang berada di titik koordinat 07o14’28”LS,109o24’09”BT, di temukan enam buah kubur batu yang lokasinya di perbukitan terjal berdekatan dengan batas sntara dataran dan lereng. Tiap – tiap kubur dibatasi oleh tatanan batu, yang terbesar panjangnya 137cm. serta di dusun gamping desa Buara, yang berada pada posisi koordinat 07o16’37” LS, 109o22’57”BT di temukan lumpang batu yang berada pada suatu ruangan  yang dibatasi pagar batu. Selain lumping batu diruangan tersebut terdapat pula dua buah menhir yang didirikan yang mengapit lumping batu. Lumping ini dalam keadaan retak, memiliki cerat pada bagian kaki yang menempel dengan tanah. Situs ini tidak lagi di keramatkan oleh penduduk namun kondisinya relative baik dan terawat.
  1. 4.      Kecamatan Mrebet 
Di Desa Cipaku ditemukan situs megalitik antara lain terletak di Dusun Bata Putih pada koordinat 07018’15”LS,109019’49 BT,yaitu sebuah lumpang batu dan dua buah menhir.Salah satu menhir dimasukan kedalam lubang lumpang menyerupai susunan lingga-yoni.Kondisi situs pada saat ini masih dikeramatkan.
Situs megalitik pertama ditemukan di Desa Cempokoah,Dusun Brengkol pada titik koordinat 07017’25”LS,109019’04”BT.Temuan itu berupa menhir dan altar batu yang berada di puncak bukit yang dianggap sebagai tempat yang bernama Gerngenge oleh penduduk setempat.Altar batu yang berupa papan batu andesit(sudah pecah)berada disisi barat dari temuan menhir.
Situs megalitik kedua terletak di Dusun Karanganyar pada koordinat 07017’45”LS,109020’06”BT.Berupa lumpang batu berbentuk oval yang terletak dalam sebuah ruangan berpagar susunan batu andesif yang lokasinya berada di dekat sungai pada lingkungan perkebunan.Selain dua temuan tersebut masih terdapat temuan lain berupa menhir dan batu dakon di Dusun Kaliatosyang berada pada sumber air.
Situs megalitik ke tiga berada di wulayah Desa Onje yaitu berupa arca batu .Bentuk arca ini mirip mukamanusia tetapi tidak menunjukan bekas-bekas pahatan yang jelas.Masyarakat sekitar menyusun batu-batu andesit sebagi batur yang membatasi arca dengan permukaan tanah.
Situs megalitik ke empat di temukan da Dusu Kauman,pada koordinat 07020’03”LS,109021’59”BT.Jenis temuan berupa batu dakon.Lokasinya terletak di sisi barat pertemuan tiga buah anak sungai,yaitu Sungai Tlahap, Sungai Paku, Sungai Paingan. Ketiga anak sungai tersebut kemudian menyatu ke sungai klawing.Kondisi situs ini masih dikeramatkan tetapi tidak di rawat dengan baik.
Temuan kelima berupa arca batu di Dusun Brubahan pada koordinat 07019’59”LS,109022’10”BT,pada suatu ruangan berbentuk bujur sangkar yang dengan arca batu yang ditemukan di Dusun  Karanganyar.
  1. 5.      Kecamatan Kaligondang 
Di Dusun Karang tewang,Desa Pagerandong pada koordinat 07028’27”LS,109020’30”BT,ditemukan kubur batu yang masih dikeramatkan.Lokasinya terkenal dengan istilah  makam wangi  diperbukitan tepi Sungai Gintung.Temuan tersebut ditandai dengan dua buah menhir sejajar dengan jarak 100cm yang berfungsi sebagai nisan.Diatas permukaannya tertata bebatuan membentuk persegi.

  1. 1.      Kecamatan Karangmoncol 
Tinggalan megalitik ditemukan di Desa Karangsari antara lain di Dusun Tegalsari,yang berada pada koordinat 07019’10”LS,109027’33”BT.Situs ini berada diperkebunan tepi Sungai Masa,yaitu berupa dua buah menhir dan altar batu yang terletak didalam ruangan persegi dan dibatasi pagar batu.Di Desa Rajawana terdapat dua lokasi temuan situs megalitik.Pada koordinat 07017’22”LS,109029’39”BT dan 07017’30”,109029’36”BT.Lokasi pertama berada dilingkungan  perbukitan berupa kubur batu dan menhir.Jumlah kubur batu adalah 9 buah.Tandanya berupa dua buah menhir yang berada pada undakan bagian atas.Lokasi kedua berada dilereng perbukitan bagian barat.Temuannya berupa kubur batu,yang kondisinya masih sangat bagus.Kompleks ini dibatasi pagar dan struktur batu andesit dengan luas 11mX12m.Didalam pagar terdapat dua buah panggung kubur.Didepan pintu masuk yang berada disebelah barat terdapat lantai dari tatanan batu selebar 100cm yang memanjang ke arah jalan.Disebelah kanan dan kiri jalan batu terdapat dua buah panggung yang mengapit jalan batu.
Di Desa Grantung, semua megalitik terdapat didusun sura,pada koordinat 07019’07”LS,109028’39”BT.Situs ini terletak di lereng sisi utara gunung panungkulan. Di sebelah barat ±30 m mengalir sungai karang. Kondisi situs masih terawatt dengan baik. Areal situs dilindungi pagar bamboo dan dilengkapi pintu masuk yang selalu terkunci. Didalamnya terdapat tiga buah bangunan beratap ijuk. Jenis temuannya adalah bangunan berundak yang saat ini berfungsi sebagai pondasi bangunan bamboo. Dalam bangunan tersebut terdapat dua buah palus dan sebuah lingga.
Di desa keramat, tinggalan megalitik terdapat di dusun keputihan pada koordinat 07o15’52”LS,109o27’00”BT. Situs ini berada di lingkungan pemukiman penduduk, yang berupa menhir yang dikeramatkan. 
  1. 2.      Kecamatan Rembang 
Situs megalitik di wilayah kecamatan Rembang Terletak di dusun Kebun Makam, Desa Makam pada koordinat 07o17’19”LS,109o30’03”BT. Situs ini berada di kompleks pemakaman umum berupa menhir dari batu andesit yang panjangnya 150 cm dengan diameter 40cm.
  1. Kecamatan Karangreja
Di temukan  di Desa Karangjambu, dusun Bandingan , Pada koor dinat 07o13’20” LS, 109o33’50”BT. Lokasinya terletak di sebuah bukit yang di tumbuhi pepohonan yang sangat lebat byang dinamakan bukit Gombong Bandingan yang dilindungi sebagai lokasi cagar Alam. Jenis semuanya berupa menhir, batu altar, batu dakon batu relief, Phalus, dan kubur batu.
B. BENTUK-BENTUK BANGUNAN MEGALITIK
Dari berbagai peninggalan tersebut dapat dianalisis secara artefaktual, dapat kita kelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:
  1. 1.      Bangunan Berundak 
Tinggalan bangunan berundak di temukan sejumlah 6 buah, yaitu situs batur, gampingan, Karanganyar, Kauman, Tegalsari, dan sura. Bangunanberundak pada situs – situs tersebut memiliki cirri yang hamper sama yaitu berundak gasal, berdenah persegi, berpagar dan berpintu serta memiliki objek utama di undakan teratas. Obyek utamanya antara lain menhir, Lumpang batu, batu dakon, dan palus. Orientasinya menuju kearah utara ( situs Bature kauman ) dan sisanya ke arah barat atau puncak gunung slamet.
  1. 2.      Menhir
Temuan menhir pada situs – situs megalitik di Purbalingga sejumlah 71 Orang, yang terbesar adalah 14 situs. Berdasarkan konteks temuan, menhir tersebut di kelompokan menjadi 3, yaitu menhir yang berada di situs penguburan sejumlah 53 buah, di situs pemujaan 13 buah, di pemukiman penduduk 5 buah. Menhir di situs penguburan ditemukan berjajar dengan posisi utara – selatan dan berfungsi sebagai nisan kubur. Di situs pemujaan berada di konteks dengan punden berundak, lumping batu, batu altar, dan batu dakon. Sedangkan di pemukiman penduduk tidak memiliki konteks dengan bangunan megalitik lainnya. Berdasarkan konteks temuan maka dapat disimpulkan bahwa fungsi menhir di Purbalingga adalah sebagai tanda kubur dan media pemujaan. Dalam pengertian umum biasanya menhir dianggap berfungsi untuk menghormati seorang tokoh baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
  1. 3.      Lumpang Batu 
Di purbalingga di temukan 3 buah lumping batu yaitu di ditus batu putih, Gempingan, dan karang anyar. Ketiga lokasi tersebut merupakan lahan pertanian dan berdekatan dengan air. Lumpang batumerupakan benda yang dianggap sacral. Lumping batu pada umumnya merupakan komponen penting dalam masyarakat agraris, yaitu berfungsi praktis sebagai alat atau wadah menumbuk padi atau  biji – bijian. Dalam konteks megalitik di Purbalingga benda ini berubah menjadi benda sacral, yaitu sebagai sarana upacara pemujaan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa lumping batu berfungsi sebagai symbol dari suatu pengharapan akan kesuburan bagi hasil pertanian.

  1. 4.      Phallus
Phallus di Purbalingga di temukan sebanyak 3 buah, yaitu di situs kemangkon, sura dan bandingan. Phallus adalah benda peninggalan megalitik yang terbuat dari batu berbentuk lonjong dimana pada salah satu ujungnya dipahatkan bentuk alat kelamin laki – laki, menurut kepercayaan masyarakat megalitik, organ tubuh manusia dianggap  memiliki kekuatan gaib dan alat kelamin merupakan objek yang paling kuat mengandung kekuatan gaib tersebut. Fungsi phallus dikaitkan dengan  fungsi alat reproduksi manusia yaitu sebagai sarana upacara kesuburan.
  1. 5.      Kubur Batu 
Situs kubur yang di temukan  di purbalingga sebanyak 7 buah. Batas kubur dilakukan dengan menutup permukaan tanah dengan batas susunan batu. Tanda kubur berupa dua buah menhir yang ditanam dengan orientasi arah utara – selatan
Dalam budaya megalitik di Indonesia di kenal berbagai system penguburan, antara lain dengan menggunakan wadah kubur dan tanpa wadah kubur. System penguburan yang digunakan oleh masyarakat  megalitik di Purbalingga adalah penguburan tanpa wadah dengan tanda kubur berupa menhir. 
  1. 6.      Batu Dakon 
Batu dakon di wilayah Purbalingga di temukan sebanyak 2 buah, yaitu situs kaum dan situs kualitas. Sampai saat ini dakon tersebut masih di keramatkan dengan pemberian sensasi. Bahkan di situs kauman, dakon merupakan objek pemujaan utama pada undakan teratas. Penempatan ini menandakan kesakralan. Kesakralan dan penempatannya yang berada di dekat air merupakan indicator bahwa benda ini berfungsi sebagai sarana pemujaan terhadap air pada upacara kesuburan.
  1. 7.      Dolmen
Dolmen adalah peninggalan megalitik yang bentuknya menyerupai meja batu yang terdiri dari bongkahan batu yang di tompangi empat buah batu yang salah satu ujungnya ditanam di bawah tanah. Fungsi dolmen berkait dengan upacara pemujaan sebagai tempat meletakan sesaji. Di Purbalingga hanya di temukan satu buah.

Sumber : http://sejarahsmapbg.wordpress.com/ragam-gambar/
http://kotaperwira.com/batu-pocong-zaman-megalitikum-ditemukan-di-purbalingga
http://erabaru.net/nasional/50-politik/19414-purbalingga-pusat-industri-purba : http://www.tempo.co/hg/jogja/2011/06/22/brk,20110622-342546,id.html
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://arkeologi.web.id/articles/berita-arkeologi/218-purbalingga-wilayah-hunian-pertama-manusia-tertua-indonesia
http://www.pikiran-rakyat.com/node/126367

Sumber Gambar : http://bisniscaracerdas2.blogspot.com/2009_09_01_archive.html
http://sejarahsmapbg.wordpress.com/2009/10/30/gambar-situs-purbalingga/
http://www.berita8.com/read/2011/06/22/2/44052/Batu-Pocong-Banyak-Ditemukan-di-Lereng-Gunung-Slamet-

Komentar

  1. Halo mas hery pranowo, perkenalkan nama saya ary sulistyo saya lulus dari jurusan arkeologi UI tahun 2008 dan mengambil skripsi tentang prasejarah di purbalingga, karena saya asli orang banyumas dan tinggal di purwokerto. Dahulu memang saya meneliti tentang megalitik di purbalingga dan kenal baik dengan Pak Adhi Purwanto dari Disbudparpora Purbalingga. Apakah mas hery masih punya kontaknya? Bila mas hery ingin penelitian skripsi saya full silahkan wa ke saya di 089665961356 atau email: sulistyo.ary26@gmail.com .. Salam

    BalasHapus

Posting Komentar

Just Share...

Postingan populer dari blog ini

Reaksi Asam Basa, Langkah awal membuat "Bom"...!

BOM...! sebuah bom meledak, belum lama ini masih hangat di ingatan kita bagamana teror bom dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kali ini saya tidak akan membahas tentang bom seperti yang diberitakan pada TV, tetapi tentang reaksi asam dan basa yang dapat menghasilakn letupan gas. Bentuk kegiatan yang kami lakukan adalah dengan membuat lahar gnung api dari reaksi baking soda dan asam cuka, dengan mencampurkan kedua bahan tersebut akan muncul efek seperti ledakan (tetapi tidak bunyi lho...) ya reaksi itu akan menghasilkan gelembung -gelembung gas. ada cara membuat bom sederhana dari yaitu dengan menyiapkanselembar kertas, kemudian memasukan baking soda ke kertas dilanjutkan melipatnya menjadi bungkusan baking soda. Ambil plastik tempat obat yang ada flip penutupnya keudian isi dengan asam cuka. masukan kertas baking soda dalam plastik dikocok-kocok kemudiam lekas-lekas dilepas, dan yang terjadi BOOOOM... (ndak bunyi lho) hehhe Bacaan Lain: Bahan yang diperlukan: A...

Dari singkong kita bisa maju : sebuah sharing pengalaman sederhana tentang pembuatan bio ethanol dari singkong

Bio ethanol, mungkin tidak semua orang memahaminya, ya , bio ethanol merupakan salah satu sumber alternatif energi yang mempunyai potensi di masa depan, Dua Minggu yang lalu kami melakukan kegiatan, yang mungkin oleh kebanyakan siswa SMP jarang dilakukan. Di sekitar sekolah kami, SMP N 1 Kaligondang, banyak sekali ditemukan perkebunan singkong, yang meliputi kecamatan Kaligondang, kecamatan Pengadegan dan kecamatan Kejobong, keadaan tanah yang kering berupa tegalan dimanfaatkan untuk bertanam singkong. berawal dari potensi lokal tersebut, sangatlah mempunyai prospek bagi pengembangan energi alternatif dari singkong.untuk membuat bio ethanol dari singkong memang kami tidak dari awal kegiatan yaitu dari fermentasi tetapi dari bahan tape singkong yang sudah di jual di pasar.  Diharapkan dari pembuatan bio ethanol sederhana dapat membuka wawasan baru bagi siswa mengenai energi alternatif. bahan yang kami siapkan yaitu, tape singkong, untuk peralatan yang digunakan adalah : 2 buah ...